Tonggak
Berdirinya NKRI (ILMU BUDAYA DASAR)
Tonggak
Pertama
Tonggak
sejarah pertama yang diangkat oleh bangsa Indonesia dalam rangka mewujudkan
suatu Negara-bangsa modern yang adil dan makmur adalah tahun 1908, tepatnya
tanggal 20 Mei 1908, yakni kelahiran suatu organisasi kemasyarakatan yang
diberi nama Boedi Oetomo. Tahun itu disebut oleh bangsa Indonesia sebagai tahun
kebangkitan nasional bangsa Indonesia. Berdirinya organisasi Boedi Oetomo
mendorong atau memicu lahirnya berbagai organisasi pemuda seperti Tri Koro
Dharmo yang kemudian berkembang menjadi Jong Java, yang diikuti oleh lahirnya
organisasi pemuda-pemuda dari luar Jawa seperti Jong Soematranen Bond, Jong
Minahasa, Jong Ambon, Jong Celebes dan sebagainya. Organisasi-organisasi pemuda
tersebut tidak berorientasi politik praktis secara nyata, meskipun tujuannya
tiada lain adalah berdirinya suatu Negara Indonesia Merdeka. Di samping
organisasi pemuda yang besifat nasional, terdapat juga organisasi pemuda yang
berorientasi keagamaan, yakni Jong Islamieten Bond yang lebih berorientasi pada
politik praktis. Organisasi-organisasi pemuda tersebut yang pada tahun 1928
bersatu padu mendeklarasikan ”Sumpah Pemuda.”
Tonggak
Kedua
Sumpah
Pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan
Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan
cita-cita berdirinya negara Indonesia. Yang dimaksud dengan "Sumpah
Pemuda" adalah keputusan Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan dua
hari, 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta). Keputusan ini menegaskan
cita-cita akan ada "tanah air Indonesia", "bangsa
Indonesia", dan "bahasa Indonesia". Keputusan ini juga
diharapkan menjadi asas bagi setiap "perkumpulan kebangsaan
Indonesia" dan agar "disiarkan dalam segala surat kabar dan dibacakan
di muka rapat perkumpulan-perkumpulan".
SOEMPAH
PEMOEDA
Pertama
:
-
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE,
TANAH
AIR INDONESIA
Kedua
:
-
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA
INDONESIA
Ketiga
:
-
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA
INDONESIA
Djakarta,
28 Oktober 1928
Sebelum
pembacaan teks Soempah Pemoeda diperdengarkan lagu"Indonesia Raya"
gubahan W.R. Soepratman dengan gesekan biolanya.
Teks
Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 bertempat
di
Jalan Kramat Raya nomor 106 Jakarta Pusat sekarang menjadi Museum Sumpah
Pemuda,
pada waktu itu adalah milik dari seorang Tionghoa yang bernama Sie
Kong
Liong.
Golongan
Timur Asing Tionghoa yang turut hadir sebagai peninjau
Kongres
Pemuda pada waktu pembacaan teks Sumpah Pemuda ada 4 (empat) orang
yaitu
:
1.
Kwee Thiam Hong
2.
Oey Kay Siang
3.
John Lauw Tjoan Hok
4.
Tjio Djien kwie
Sumpah
Pemuda merupakan bukti otentik bahwa pada tanggal 28 Oktober 1928 Bangsa
Indonesia dilahirkan, oleh karena itu seharusnya seluruh rakyat Indonesia
memperingati momentum 28 Oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia, proses
kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang
selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu,
kondisi ketertindasan inilah yang kemudian mendorong para pemuda pada saat itu
untuk membulatkan tekad demi mengangkat harkat dan martabat hidup orang
Indonesia asli, tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia
hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada 17 Agustus
1945.
Rumusan
Sumpah Pemuda di tulis Moehamad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario,
sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah
tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang lebar
oleh MOH. Yamin.
Sumpah
Pemuda merupakan tonggak sejarah yang penting bagi berdirinya NKRI (Negara
Kesatuan Republik Indonesia) Karena sumpah pemuda merupakan awal mula
terbentuknya organisasi-organisasi bersifat nasionalisme, yang pada awalnya
lebih cenderung bersifat kedaerahan. Dan sumpah pemuda juga merupakan
pembuktian bahwa kita semua adalah satu, satu bangsa, satu tanah air dan satu
bahasa. Oleh karena itu bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pemersatu
bangsa yang tetap digunakan hingga saat ini. Kesimpulannya, kenapa sumpah
pemuda begitu penting hal ini dikarenakan sumpah pemuda merupakan tolak ukur
terbentuknya rasa persatuan dan kesatuan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Tonggak
Ketiga
Pidato
Bung Karno tanggal 1 Juni 1945, di depan Sidang BPUPKI.” Bung Karno pada waktu
itu mengusulkan dasar negara bagi negara yang akan didirikan, yang beliau sebut
Pancasila. Dan setelah melalui perdebatan dan musyawarah yang cukup intens,
akhirnya dengan beberapa perubahan, rumusan Pancasila diterima sebagai dasar
negara dan dicantumkan dalam Pembukaan UUD, meski tidak dengan menyebut kata
Pacasila. Bangsa Indonesia dalam menyelenggarakan pemerintahan telah mengalami
beberapa kali perubaan UUD, namun demikian rumusan Pancasila selalu terdapat
dalam Pembukaan atau Mukaddimah UUD yang bersangkutan.
Sementara
itu pada masa pemerintahan Presden Sokarno dan pemerintahan Presiden Soeharto
diupayakan untuk mengimplementasikan Pancasila secara nyata dalam kehidupan
bermasyarakat, bebangsa dan bernegara. Pancasila disamping sebagai dasar
negara, didudukkan pula sebagai ideologi nasional dan pandangan hidup rakyat
Indonesia. Dengan demikian kedudukan Pancasila sangat sentral bagi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bagi bangsa Indonesia.
Tonggak
Keempat
Tonggak
sejarah keempat adalah Proklamasi Kemerdekaan Indonesiapada tanggal 17 Agustus
1945, suatu peristiwa yang maha penting bagi kehidupan suatu negara-bangsa.
Sejak sa’at itu bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, suatu kemerdekaan
yang dicapai dengan perjuangan putra-putri bangsa, bukan suatu pemberian dari
bangsa atau negara lain. Bung Karno menyebutnya kemerdekaan ini sebagai
jembatan emas, di seberang jembatan ini bangsa Indonesia membangun bangsanya
menjadi bangsa yang serba kecukupun, orang Inggris menyebutnya sebagai afluent
society. Ternyata proklamasi saja tidaklah cukup, karena berdirinya suatu
negara harus mendapat pengakuan dari dunia internasional.
Tonggak
Kelima
Proklamasi
kemerdekaan Indonesia ini tidak dapat diterima oleh Belanda yang ingin
menguasai kembali negara jajahannya setelah usainya perang Asia Timur Raya.
Dengan mengerahkan kekuatan militernya pemerintah Belanda berusaha menguasai
kembali wilayah demi wilayah Negara Republik Indonesia. Pada tanggal 19
Desember 1948 Yogyakarta, yang menjadi pusat pemerintahan Negara Republik
Indonesia diserbu, Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta ditahan oleh
Belanda. Tentara Nasional Indonesia menyisih ke luar kota untuk menyusun
kekuatan kembali dalam rangka merebut kembali wilayah yang dikuasai Belanda.
Pada
tanggal 1 Maret 1949 terjadilah Serangan Umum di kota Yogyakarta, yang
berdampak terbukanya mata dunia, bahwa Indonesia masih ada, dan memiliki
tentara yang terkoordinir, sehingga dapat menguasai kota Yogyakarta, meski
hanya untuk beberapa jam saja. Peristiwa ini mendukung berlangsungnya diplomasi
antara pemerintah Belanda dan wakil pemerintah Indonesia untuk mengakui
berdirinya Negara Republik Indonesia. Pada tanggal 27 Desember 1949 berlangsung
pengakuan kedaulatan Negara Republik Indonesia dalam bentuk Negara Indonesia
Serikat. Obessi para pejuang untuk mendirikan negara kesatuan tidak kunjung
padam, ternyata Negara Indonesia Serikat tidak berumur lebih dari satu tahun.
Pada tanggal 15 Agustus 1950 Presiden Soekarno membacakan Piagam terbentuknya
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
KESIMPULAN:
Sebagai
warga Negara Indonesia, Kita harus mengenag para jasa Pahlawan kita yang sudah
berjuang jeras untuk Kemenang NKRI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar